Senin, 27 Agustus 2012

Konsumsi Ikan Penduduk Dunia dan Hubungannya dengan Tingkat Kecerdasan


1.      Konsumsi Ikan Penduduk Dunia

Konsumsi ikan di dunia telah mencapai rekor tertinggi. Rata-rata setiap orang memakan 17 kg ikan setiap harinya. Hal ini dipublikasikan oleh badan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dalam pembukaan pertemuan komite PBB dalam masalah perikanan yang ke-29 yang dilangsungkan di markas FAO di Roma.

FAO mengatakan bahwa sektor perikanan telah mensuplai sekitar 145 ton ikan pada tahun 2009,  memberikan sekitar 16% asupan protein hewani untuk seluruh populasi masyarakat di dunia. Pada tahun 2011 suplai ikan dunia meningkat menjadi 154 juta ton dan budi daya perikanan (aquaculture) diperkirakan akan menyumbang 60% produksi ikan dunia pada 2020. Ikan yang ditangkap dari alam mencapai 90,4 juta ton pada 2011, naik 2% dari tahun 2010. Sementara budi daya perikanan, terus tumbuh dalam 25 tahun terakhir dan naik 6,2% pada 2011. Penduduk dunia mengonsumsi 130,8 juta ton ikan pada 2011. Sebanyak 23,2 juta ton ikan digunakan untuk produk non-makanan seperti pelet, minyak ikan, kultur, umpan dan produk-produk farmasi.Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa  ikan terus menjadi bahan pangan yang paling banyak dicari dan diperjual belikan.

Secara keseluruhan, penangkapan ikan mencapai 90 ton. 80 ton diantaranya berasal dari laut dan 10 ton lainnya berasal dari air tawar. Hal ini menyebabkan meningkatnya eksplotasi berlebihan terhadap sektor perikanan. Khususnya dalam sektor laut. Stok dari 10 speseis ikan komersil benar-benar telah dieksploitasi.

Bahkan seorang Ilmuwan biologi kelautan Stephen Palkumbi dari Standford University, dalam catatannya mengemukakan bahwa pada 2048 mendatang tidak akan ada lagi menu seafood di dunia ini yang bersumber dari lautan.
Berdasarkan analisis dari 64 ekosistem laut terbesar dunia, sekitar 83 % perikanan tangkap dunia mengalami penurunan 10,6 metrik ton sejak 1994. Bila keadaan ini tidak berubah secara total, keruntuhan perikanan dunia diperkiakan terjadi pada 2048.

Di sisi lain, berdasarkan berbagai laporan FAO, konsumsi per kapita ikan masyarakat Indonesia tertinggal hampir dari semua negara di ASEAN, bahkan per kapita konsumsi ikan Malaysia dan Singapura lebih dari dua kali masyarakat Indonesia. Tahun 2009, tercatat tingkat konsumsi ikan Indonesia sebesar 29,08 kg per kapita dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 30,48 kg per kapita. Rendahnya tingkat konsumsi ikan Indonesia ini disebabkan kondisi ekonomi masyarakat, danmasih sulitnya mendapat  ikan di daerah pelosok. Karena arus distribusi lambat, ikan segar tidak lagi murah sampai ke tangan konsumen.

Disisi lain, meskipun tingkat konsumsi ikan per kapita Indonesia masih rendah, namun perkembangannya menunjukkan peningkatan.  Memang pertumbuhannya tidak terlalu tinggi seperti Kamboja atau Singapura, tetapi masih lebih tinggi dibanding Brunei, Thailand, dan China (Tabel 1).

Tabel 1. Konsumsi Ikan Perkapita Indonesia (kg/tahun) dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lainnya dan China

Negara
Rata-rata 2003-2005
2007
Pertumbuhan
Perbandingan
Indonesia
20.9
24,3
16,27
1,00
Brunai
36,1
34,4
4,71
1,42
Cambodia
23,4
33,0
41,03
1,35
Malaysia
55,4
56,1
1,26
2,31
Myanmar
24,2
29,6
22,31
1,22
Philipina
31,7
35,4
11,67
1,45
Singapura
37,9
48,9
29,02
2,01
Thailand
32,6
31,1
-4,60
1,28
Vietnam
25,4
30,6
20,47
1,26
China
25,9
26,7
3,09
11,0


2.      Hubungan Mengkonsumsi Ikan dengan Kecerdasan
Jumlah konsumsi ikan ternyata juga mempengaruhi kecerdasan otak. Tingkat kecerdasan orang Jepang ternyata berada di atas rata-rata tingkat kecerdasan orang Asia lainnya. Hal itu dibuktikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) Jepang yang mendapat pengakuan internasional dan sejajar dengan negara-negara industri maju. Selain itu orang Jepang juga dikenal sehat dan memiliki gairah hidup tinggi sampai usia tua, bahkan sampai usia 80 tahun. Dari aspek gizi dan pangan, ternyata bahan pangan yang mendominasi makanan orang Jepang ialah ikan, dengan tingkat konsumsi rata-rata 60 kg per orang per tahun. Kandungan lemak Omega-3 yang tinggi pada ikan, mampu mendorong tubuh untuk membentuk lebih banyak sel otak. Dengan demikian, kekuatan, kecepatan, daya ingat, dan daya tangkap otak lebih meningkat.

Ikan mengandung omega 3 dan omega 6, dan kelengkapan komposisi asam amino. Ikan merupakan bahan pangan yang sangat baik mutu gizinya, karena mengandung kurang lebih 18 gram protein untuk setiap 100 gram ikan segar. Sedangkan ikan yang telah dikeringkan dapat mencapai kadar protein 40 gram dalam 100 gram ikan kering. Dibandingkan dengan bahan makanan lainnya, ikan mengandung asam amino essensial yang lengkap dan sangat diperlukan oleh tubuh manusia, oleh karena itu mutu protein ikan sebanding dengan mutu protein daging. Ikan pada umumnya dan ikan laut pada khususnya merupakan bahan pangan yang kaya akan yodium. Zat ini diperlukan oleh tubuh untuk dapat membentuk hormon tiroksin. Kandungan yodium yang terkandung dalam ikan mencapai 83 mikogram/100 gram ikan. Sementara daging  hanya mengandung 5 mikrogram/100 gram. Dengan demikian konsumsi ikan laut yang tinggi dapat mencegah penyakit gangguan akibat kurangnya konsumsi yodium (GAKY). Selain mengandung protein, ikan kaya akan mineral seperti kalsium dan phosphor. Sementara kandungan lemak pada ikan sebesar 70% terdiri dari asam lemak tak jenuh (Unsaturated Fatty Acid), sedangkan pada daging sebagian besar terdiri dari asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid). Ikan adalah bahan pangan yang mengandung protein tinggi, yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena selain mudah dicerna, juga mengandung asam amino dengan pola yang hampir sama dengan asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia.
Salah satu komponen gizi yang terkandung dalam ikan dan diduga berperan dalam meningkatkan kecerdasan ialah Docosa-hexaenoic-acid (DHA), yang merupakan asam lemak tak jenuh ganda berupa rantai panjang Omega-3, terdiri dari 22 atom karbon, 32 atom hydrogen dan 2 atom oksigen (rumus molekul: C22H32O2). DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang bermanfaat untuk mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah otak
Para peneliti menyurvei 5.000 remaja laki-laki yang berusia 15 tahun. Penelitian menunjukkan mereka yang mengonsumsi ikan lebih dari sekali per pekan cenderung memiliki skor yang lebih tinggi dalam tes inteligensi yang dilakukan tiga tahun kemudian.
Hal ini, terang para peneliti, karena kandungan asam lemak omega-3 yang terdapat dalam ikan. Omega-3 ini sangat penting dalam perkembangan otak awal. Selain itu, lemak sehat ini juga bagus untuk mempertahankan fungsi otak agar tetap sehat sepanjang hidup. Omega-3 ini, banyak ditemukan pada ikan berminyak seperti salmon, mackerel, dan ikan tuna.
Penelitian-penelitian sebelumnya juga telah menemukan manfaat ikan terhadap perkembangan otak. Ibu yang mengonsumsi ikan secara teratur selama masa kehamilan, mempunyai anak yang memiliki skor tes inteligensi yang lebih tinggi dibanding dengan teman sebayanya yang lain. Selain itu, orang tua yang telah mengonsumsi ikan dalam waktu lama mempunyai risiko yang lebih rendah mengalami penurunan fungsi kognitif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar